Matahari yang menyengat di siang hari membuat tubuh para kuli penuh keringat. Salah satu dari para kuli itu adalah Yuka. Yuka bisa dibilang yang terlemah dibandingkan kuli yang lain. Karena dulu ia anak orang kaya, ia jadi suka bermalas – malasan. Semenjak keluarganya bangkrut mereka menjadi miskin. Yukalah yang menjadi tulang punggung keluarganya. Namun, demi menghadapi masalah ekonomi keluarganya ia rela melakukan apapun.
Pada hari
itu, para kuli mengangkut batu menggunakan gerobak. Yuka mengangkat batu yang
kecil. Di saat ia mengangkat batu, ia mendengar suara yang sepertinya minta
tolong. “Tolong..” teriakan itu terdengar samar – samar di telinga Yuka.
“Sepertinya ada di dalam gerobak suara itu. Coba aku lihat!” Kata yuka penasaran.
Yuka memindah – mindahkan batu – batu tersebut. Akhirnya ia menemukan batu
kecil yang menangis. “BB…atu..uu.. bisa ngomong?!” teriak Yuka kaget. Batu
kecil itu berhenti menangis dan meminta yuka untuk memberinya makan. Akhirnya,
Yuka berpamitan untuk pulanng ke rumah untuk member sang batu makan.
Sesampainya
di rumah, Sang Batu sangat lahap memakan makanan yang disediakan oleh Yuka.
“Hei batu! Siapa sih kamu?” Tanya Yuka. “Aku Rocky Lava dari lereng Gunung
Masa. Aku batu yang terkena lava. Entah mengapa aku bisa terbawa kemari.” Sang
Batu menjelaskan. Yuka akhirnya pun paham akan masalah Sang Batu.Sang Batu pun
meminta Yuka untuk mengantarkannya kembali ke lereng gunung. Yuka pun menuruti
Rocky Lava. “Apa yang harus saya gunakan untuk menaiki lereng Gunung Masa yang
begitu terjal?” Tanya Yuka. “Kamu bisa gunakan sapu terbang ini!” Seru Rocky
Lava sembari mengayunkan tangannya yang tiba – tiba muncul sapu. “Mari naik
bersamaku Tuan Yuka!” seru Rocky Lava.
Sapu itu
sampai di Gunung Masa. Yuka dan Sang Batu berjalan ke lereng berdua. “Yuka, ini
rumahku! Terimakasih untuk semuanya ya! Ini hadiah terimasih untukmu!” Rocky
Lava kembali menjadi batu biasa. Namun, batu itu di kelilingi emas. Yuka sangat
senang dan pulang membawa emas tersebut.
No comments:
Post a Comment