Wednesday, March 26, 2014

Titi dan Toto




Oleh: Kevin Can (G3)
 
Di desa Sukoharjo hidup dua sahabat yaitu Titi dan Toto. Mereka memiliki kelebihan yang berbeda. Titi  pandai matematika dan ilmu pengetahuan alam sedangkan Toto pandai dalam bahasa Indonesia dan ilmu pengetahuan sosial. Pada suatu hari saat pelajaran matematika tentang pembagian, Titi mengerti pelajarannya, tapi Toto tidak paham sama sekali. Saat mengerjakan soal dia tidak dapat mengerjakan. lalu Toto meminta Titi untuk mengajarinya. Setelah itu Toto bertanya kepada Titi “mengapa kamu bisa langsung mengerti pelajaran di sekolah”, lalu Titi menjawab, “semua orang memiliki perbedaan yaitu perbedaan kelebihan. Kamu kan pintar ilmu pengetahuan sosial.” Sambung Titi. “O, ya makasih sudah ngajarin aku, Ti.” Kata Toto. “ya, sama-sama”.

Keesokan harinya  saat pelajaran bahasa Indonesia, Titi mendapatkan nilai 71. Titi terkejut dan Titi berkata dalam hati, “mengapa aku tidak pernah mendapat nilai 100 pada saat menulis cerita dan Toto mendapat nilai 100?” Aha jadi aku harus belajar dengan Toto”. Saat pulang sekolah, Titi berkata kepada Toto “To, nanti aku ke rumahmu, ya?” lalu Toto menjawab “ya, Ti.” Saat di rumah Toto, Titi belajar mengarang dengan bantuan Toto. Setelah itu Titi berpamitan kepada Toto “Toto, aku pulang dulu, ya.” Toto menjawab “ya, silahkan pulang.” Mereka selalu saling melengkapi.

Pesta Menginap yang Menyenangkan



Oleh: Theia (G5) 
Pada suatu pagi Sofia, Shopie, Emily, dan Evellyn merencanakan mengisi liburan mereka bersama. Mereka akan mengadakan pesta menginap di rumah Sofia.
          "Kalian mau tidak menginap di rumahku saat liburan ini?" Tanya Sofia
          "Tentu!" Jawab ke tiga temannya serempak
          "Tapi berapa hari kita menginap?" Tanya Emily
          "Bagaimana kalau 3 hari?" Jawab Evellyn
          "Oke!" Jawab Shopie
Akhirnya hari yang mereka tunggu datang. Mereka sudah datang ke rumah Sofia.
          "Hi teman-teman!" Sapa Sofia
          "Hi!" Balas ketiganya serempak
          "Ayo masuk ke dalam rumahku." Ajak Sofia
Di rumah Sofia, mereka bermain "lompat tali", "Laptop", dan beberapa mainan lain. Selain bermain mereka juga mengadakan pesta minum teh.
          "Teman-teman ayo kita pergi ke taman kota!" Ajak Sofia
          "Ayo!" Kata ketiganya serempak
          "Kita naik apa ke sana?" Tanya Shopie
          "Emily dan Evellyn kalian naik sepeda. Aku dan Shopie akan naik skuter elektrik. Oke?" Jelas Sofia
          "Oke!" Jawab mereka
Ditaman mereka bermain sampai puas. Setelah puas mereka pulang ke rumah Sofia.
Sudah 3 hari berlalu. Tak terasa Shopie, Emily, dan Evellyn harus pulang ke rumah mereka masing-masing.
          "Sofia ini adalah pesta menginap yang sangat menyenangkan!" Seru ketiganya serempak sambil tertawa senang.

Hari Ibu yang Terbaik




Oleh: Theia (G5)
Satu hari sebelum hari ibu, Tiara dan kak Teresa sibuk mencarikan hadiah untuk  ibu mereka. Mereka pergi ke toko hadiah untuk mencari hadiah yang tepat.
 "Kak, kakak beli apa untuk ibu?" Tanya Tiara
  "Kakak beli kalung ini untuk ibu." Jawab Kak Teresa 
  "Kalau kamu beli apa untuk ibu?" Tanya Kak Teresa lagi
  "Kalau Tiara pilih gelang sama coklat kesukaan ibu." Jawab Tiara

Setelah membayar, Tiara dan Kak Teresa pulang dan membungkus kado untuk ibu mereka di kamar mereka. Lalu menyimpan kado yang telah mereka bungkus di tempat yang aman agar, tidak di ambil ibu. Hehehe.
Esok harinya Tiara dan Kak Teresa memberikan kado mereka untuk ibu mereka.Memberikan kado mereka pada ibu mereka.ibu mereka sangat senang.
"Ibu suka dengan hadiah yang kalian berikan!" Kata ibu
"Terima kasih. Ini adalah hari ibu terbaik yang ibu alami!"Seru ibu gembira
"Sama-sama bu!" Kata Tiara dan Kak Teresa kompak

Saudara Jauh



Oleh: Cella (G5)
Di suatu sekolah ada murid yang selalu bertengkar. Mereka adalah Lili dan Lala. Mereka adalah teman, tapi wajah mereka hampir mirip. Lala sangat iri dengan Lili, karena Lili selalu dipuji oleh orang-orang, sedangkan Lala sangat jarang. 

Suatu hari Bu Lulu mengadakan perlombaan bagi Lala dan Lili, karena mereka selalu bertengkar. Perlombaannya adalah siapa pun yang bisa membuat cerpen dengan bagus dan benar, cerpennya akan dikirim ke majalah anak. Batas waktunya 3 hari. Lala membuat cerpen dengan giat, tapi asal-asalan, sedangkan Lili membuat cerpen dengan rajin, giat, dan teliti. 

Hari pun berlalu dan saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, semuanya mengumpulkan cerpen mereka kepada Bu Lulu. Bu Lulu mengecek semuanya dan esoknya diumumkan. Dan pemenangnya adalah Lili! Semuanya pun bersorak. Sore itu Lala mencuri cerpen Lili dan membuangnya ke taman mawar dan ke lumpur di hadapan Lili. Lili pun kaget dan saat melihat cerpennya jatuh ke lumpur ia mengambilnya, tapi tidak bisa dan akhirnya ia jatuh ke lumpur itu, baju dan tubuhnya pun kotor. Saat cerpennya dijatuhkan ke taman mawar ia pun mengambilnya dan berhasil, tapi ia pun jatuh dan berdarah. Hati Lala pun tergerak ia pun membantu Lili dan meminta maaf serta membersihkan tubuh Lili. Mereka pun menjadi sahabat.

Suatu hari mereka melihat suatu berita bahwa Jakarta tempat tinggal Lili banjir bandang. Lili pun meminta Lala untuk mengantarnya pulang ke Jakarta. Saat sampai di Jakarta Lili masih melihat rumah orang tuanya yang sudah roboh, tapi saat itu banjirnya surut, tapi Lili terkena sebuah bagian robohan rumahnya di bagian wajahnya, anehnya wajah Lili tidak berdarah, tapi kulitnya bisa dibuka. Lala pun membuka kulit Lili dengan hati-hati. Ternyata saat mereka berdua melihat ke arah cermin mereka ternyata kembar dan Lili mencari surat kelahirannya dan ternyata orangtua mereka sama. Mereka pun senang karena mereka adalah saudara. Tim SAR mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus segera naik perahu karena banjir semakin tinggi, tapi Lili terbawa arus dan menghilang. Pada saat mereka hampir tiba di posko penampungan, muncul sebuah kepala dan ternyata itu adalah Lili, Lala sangat senang, tapi ia kuatir. Saat sudah sampai ke posko penampungan, Lili langsung di bawa ke rumah sakit. Saat menunggu, Lala menangis dan berharap agar agar Lili selamat, saat dokter datang, dokter berkata bahwa Lili terkena amnesia. Lala terkejut dan menangis. 

Saat menjenguk Lili, Lili hanya mengenal keluarga, teman, dan masyarakat yang ia kenal, tapi yang lainnya ia tidak tahu. Saat keluar dari rumah sakit Lala sedih, tapi ia memendamnya. Lala pun menjelaskan satu per satu tentang hidup Lili. Beberapa hari berlalu, Lili mengetahui seluruh hidupnya, tapi ia belum mengtahui tentang pelajaran sekolah, Lala pun menjelaskan pelajaran yang di pelajari di sekolah. Saat di jelaskan, oleh Lala, Lili pingsan karena terlalu banyak beban di otaknya. Lala pun langsung membawa Lili ke rumah sakit. Saat menjenguk Lili, Lala menangis, saat itu juga Lili sadar dan ia sudah ingat segalanya. Lala pun sangat senang. Dan mereka hidup bahagia sebagai saudara untuk selama-lamanya.