Tuesday, May 6, 2014

Teman



Puisi karya: Cella (G5)
 
Suka dan duka
Kebahagiaan maupun bahaya
Kau yang menemaniku

Waktu terus berlalu 
Kita menjadi dewasa 
Kita akan terpisah

Teman …
Tak kan ku lupakan kau temanku
Saat kita telah berpisah

Pintu Menuju Seluruh Jagad Raya



 Karya: Kevin Can (G3)

Di suatu kota ada seseorang yang sangat pintar. Dia sering berkhayal berlari secepat cahaya, dapat terbang, dan hal yang tidak masuk akal lainnya. Dia sekarang duduk di kelas lima SD. Dia berasal dari keluarga yang kaya.
Dia bernama Andi. Andi sering mendapat nilai seratus. Dia bercita-cita ingin menjadi penemu sesuatu yang baru. Saat dia duduk di SMA, dia sering mendapat nilai 80-100. Andi selalu belajar siang dan malam.
Dia naik ke kelas dua SMA dengan nilai yang bagus. Saat dia duduk di kelas tiga SMA, dia sering melakukan percobaan walaupun tidak berhasil.
Setelah Andi  kuliah, dia kuliah di Jerman. Dia mengambil jurusan Teknik Mesin. Saat S2 dia mengambil jurusan yang sama sampai ke jenjang S3. Sekarang dia sering melakukan percobaan. Akhirnya, setelah beberapakali melakukan percobaan, dia menemukan sebuah alat penembus kecepatan cahaya.
Pertama dia memakai pesawat, dia melakukan kesalahan karena mengelem kaca dengan lem kertas. Jadi, saat dia menerbangkan pesawat tanpa awak tiba-tiba pesawat miliknya tidak kembali lagi. Dia lalu membuat pesawat lagi, tetapi dia masih melakukan kesalahan, yaitu dia tidak memaku seluruh bagian pesawat. Dia malah mengelem dengan lem kayu. Saat akan memasang pendorong kecepatan cahaya, pesawat itu hancur lebur. Ketiga kalinya dia menggunakan titanium yang dilas dan disekrup. Dia melelehkan kacanya menjadi cair dan menempelkannya ke besi,tetapi dia melupakan satu hal yaitu bentuk kaca pesawat itu sangat datar. Jadi, kacanya menahan angin. Pada percobaan yang terakhir dia membuat bentuk seperti pensil. Kali ini semua beres dan sempurna. Pesawat itu dapat diterbangkan. Akhirnya, percobaan yang terakhit itu berhasil.
Pada keesokan harinya, dia meminta ijin kepada presiden untuk menerbangkan pesawat miliknya. Presiden mengatakan kepada seluruh petugas bandara agar medan dikosongkan. Dia menamai pesawat itu dengan nama IN-BHY- KLT- 116.
Pada saat menerbangkannya, Andi berbicara melalui speaker bandara.
“Maaf atas keterlambatan ini. Silahkan melihat di kaca pesawat yang menyamai kecepatan cahaya. Pesawat ini akan melakukan lepas landas pertama kali dengan pilot yang bernama Paijem. Sekarang pesawat akan lepas landas.”
Akhirnya pesawat mendarat dengan sangat sempurna. Setelah menciptakan alat pemindah ke penjuru jagad raya, kemudian dia ingin mencoba terbang ke galaksi Andromeda. Akan tetapi, dia justru mendarat ke planet Mars. Setelah mencoba berkali-kali tapi tetap tidak bisa dan yang ke-40 kalinya dia mencoba justru mendarat ke planet venus. Pesawatnya hampir terbakar.  Pada akhirnya, dia kembali ke bumi lagi.
 Saat percobaan yang ke-50 kalinya, dia berhasil walaupun bentuknya tidak masuk akal. Lalu dia membuat mesin menuju seluruh jagad raya dan dia namai mesin Menmesejara. Mesin itu menyerupai bentuk handphone. Dia ingin mencoba membuat mesin waktu tapi karena dia sudah sering membuat mesin waktu, dia hanya hanya melakukan satu sekali kesalahan dalam pembuatannya. Dia mencoba menggabungkan mesin waktu yang bernama Menwak dan mesin Menmesejara. Mesin baru itu diberi nama Mesejamewa. Akhirnya barang Andi laku terjual dan Andi pun menjadi terkenal.

Kasih Sayang




Karya:G Nasywa AP (G3)

Pada hari Minggu, 21 November 2004, saya lahir di Klaten. Waktu kecil, saya selalu disayang oleh eyang kakung. Walau saya nakal, eyang kakung tidak marah. Eyang kakung adalah orang yang sangat sabar.
Waktu TK dulu, saya harus lebih mandiri. Waktu TK, saya ditemani eyang mama. Menjelang liburan tengah semester, saya  diajak eyang kakung untuk pergi ke kantornya. Di sana saya bertemu dengan teman-teman eyang kakung. Saat pulang  ada beberapa teman-teman eyang kakung yang ikut pulang dengan eyang kakung. Di perjalanan pulang saya ketiduran.
Sewaktu saya sudah kelas 1 SD, saya harus lebih rajin belajar. Waktu itu eyang kakung sudah  pensiun. Saat itu juga saya sudah punya adik. Adik saya laki-laki dan diberi nama Muhammad Agasthya Geraldo Pranoto.
Waktu liburan tengah semester, bunda, saya, Agasthya, dan eyang mama diajak eyang kakung pergi ke solo untuk membelikanku sepeda. Di sana saya memilih sepeda sendiri. Saat perjalanan pulang, saya dan keluarga saya makan di rumah makan Mayar.
Menjelang kelas 2 SD, saya biasa-biasa saja tapi pada bulan September, saya sedih sekali karena eyang kakung masuk rumah sakit di Cakra Husada. Di sana eyang kakung ditemani eyang mama. Akan tetapi karena di rumah sakit Cakra Husada eyang kakung tidak cocok. Jadi, eyang kakung dipindahkan ke rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Eyang kakung dan eyang mama naik mobil ambulan dari rumah sakit Cakra Husada sedangkan saya, bunda, Agasthya, tante nana, dan om naik mobil pribadi. Sesampainya di sana, saya dan om mencari eyang kakung dan eyang mama. Ketika sudah  jam 9 malam, saya dan sekeluarga pulang. Di rumah sakit eyang kakung ditemani eyang mama.
Setelah 1 minggu, saya belum tahu sebenarnya eyang kakung sakit apa. Baru dua minggu kemudian saya tahu kalau eyang kakung itu sakit kanker tulang.
Pada hari Minggu, 1 September 2013, ke adaan eyang kakung semakin memburuk. Jadi, pada hari Minggu itu saya tidur di rumah sakit. Waktu itu saya  dinasehati oleh eyang kakung supaya rambut saya tidak dipotong. Saya juga diminta menjaga eyang mama kalau eyang kakung sudah tidak ada nanti.
Pada hari Sabtu, 7 September 2013, saya sangat sedih karena eyang kakung meninggal. Eyang kakung meninggal  jam lima pagi. Waktu itu saya disuruh bunda membangunkan  Agasthya. Kemudian saya, bunda, dan Agasthya langsung ke rumah eyang.
Pukul enam, saya menelepon Wening  karena saya tidak masuk ekstrakulikuler renang dan vocal. Beberapa jam kemudian  Wening, Bu Nisa, mama-mama G3, dan guru-guru G3  datang ke rumah eyang. Sewaktu pemakaman, saya berdoa agar eyang kakung diberi  kelancaran di sana. Saya sedih sekali karena tidak bisa bertemu dengan eyang kakung lagi.