Oleh: Kevin Can (G3-1314)
Di desa Unggul Baru, ada tiga
sahabat bernama Tito, Toni, dan Doni. Mereka selalu bersama bila mereka pulang
sekolah. Mereka berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan bersama. Pada
suatu hari, saat sedang berjalan pulang dari sekolah tiba-tiba Toni lemas.
“Toni, kamu tidak apa-apa?” Tanya
Tito. Dan Toni menjawab, “Tidak apa-apa, kok. Cuma pusing sedikit saja.”
“Ayo, kita ke rumahmu
bareng-bareng, Toni!” Kata Doni.
Setibanya di rumah Toni, Tito dan
Doni berbicara dengan ibu Toni. Lalu Toni dibawa ke kamarnya. Tito dan Doni ikut masuk ke
kamar.
Keesokan harinya, Toni tidak
masuk sekolah. Ibu guru bertanya kepada Tito, “Tito, mengapa Toni tidak masuk?”
“Toni tidak masuk karena sakit,
bu.” Jawab Tito
“O, ya. Terima kasih, Tit. Kata
bu guru.
Setelah pulang sekolah, Tito dan Doni
menjenguk Toni. “Ton, kamu sudah baikan?” Tanya Tito.
“Iya, Tit. Tadi aku gak masuk
sekolah karena aku ke RS. Hasilnya cuma
pusing biasa, kok.” Sahut Toni.
Toni kembali beraktivitas seperti
semula. Dia kembali belajar bersama Tito dan Doni seperti biasa. Tetapi, Tito
dan Doni bisa melihat terkadang Toni wajahnya berubah pucat tiba-tiba. Walaupun
demikian, Toni masih tetap bisa menahan dan malah tersenyum.
Di rumah Toni, ibu Toni sangat
menghargai Tito dan Doni karena mau membantu Toni dan menolong Toni saat pusing. Mereka bertiga menyukai makanan yang sama,
yaitu tempe gaoreng. Ibu Toni selalu menyempatkan diri untuk membuatkan tempe goreng
dan memberikan ke mereka bertiga sewaktu mereka bertiga berkumpul.
Setelah dua bulan kemudian, Toni pusingnya kambuh lebih parah dan dibawa
ke rumah sakit lagi. Duh, ternyata ada kanker di kepalanya. Dan ternyata itu
adalah kanker ganas stadium tiga. Bila Toni tidak mau dioperasi, kankernya akan
tambah ganas dan ada kemungkinan meninggal. Tapi, Toni tidak mau dioperasi
karena takut. Jadi, dokter memberikan
obat dan dokter juga menyarankan kemo. Toni mau di kemo. Esok harinya, dokter
mau mengkemo, dan ternyata pada pertama kali kemo, Toni tidak cocok pada
obatnya, jadi kemonya tidak diteruskan.
Setelah tiga bulan kemudian,
kanker Toni kambuh lagi dan kali ini lebih sakit, sampai-sampai Toni tidak bisa
menahan lagi. Toni langsung dirawat di
ruang gawat darurat dan dokter mengatakan kondisi Toni sudah sangat-sangat
parah. Besoknya, Tito dan Doni menjenguk
Toni. Dan saat itu, Toni mengatakan “Aku
sudah tidak kuat untuk menahannya.” Lalu Toni mengatakan kata-kata terahirnya, “Ayah
dan Ibu, jangan sedih bila aku sudah
tidak ada di dunia, karena aku selalu ada di samping kalian.” Akhirnya Toni
menutupkan mata untuk selamanya.
Kevin bilang kalau ide ceritanya berasal dari kisah yang disampaikan oleh guru di kelas. Betapa senang rasanya kalau seorang guru bisa menebarkan inspirasi buat anak didiknya.
ReplyDeleteKarya awal yang bagus, Kevin! Karya tulis yang lain ditunggu... :)