Oleh: Helenne Benita (G5)
Emily Yuliana nama artis ibukota yang
terkenal di tahun 2013 akhir. Dia adalah seorang bassist dari suatu band yang bernama
Glow. Glow adalah band yang seluruh personilnya perempuan. Vocalist mereka
bernama Ester, drummer bernama Elsha, guitaristnya bernama Evina, dan seorang
keyboardist bernama Evelyn. Mereka terkenal dengan kekompakan mereka yang tak
kalah dari band ibukota yang lain.
Sudah 3 bulan lamanya mereka menjadi
artis. Mereka bisa dikatakan artis yang sedang naik daun. Mereka bekerja pagi
hingga malam untuk menjadi sukses. Mereka sangatlah rajin. Mereka sering pulang
cepat dari sekolah mereka untuk perform. Tak dirasakan sudah berapa tetes
keringat bahagia dan sedih mereka. Dalam beberapa waktu mereka dipanggil ke
acara “Yuk Berwawancara” di stasiun televisi. Acara itu sungguh sangat
terkenal. Mereka sangat bangga dengan kawannya dan dirinya sendiri. Saat hari
H, seluruh personil berdandan cantik. Pakaian mewah, anting emas, gelang silver,
dll. Kecuali seseorang personil yang hanya menggunakan dandan yang natural dan
menggunakan dress putih dengan sepatu sandal yang manis. Dialah Emily. Sebelum
tampil Emily sempat mencium bass berwarna hitam mengkilap dengan hiasan bintang.
“Mulai!”
kata sang sutradara. Musik mengiringi mulainya acara. Sang host memulai dengan
sapaan yang hangat dan berlanjut ke wawancara.
“Glow!
Band terkenal tahun 2014 yang memiliki 5 personil cantik nan anggun! Kita akan
bertanya tentang jalan hidup mereka untuk menjadi artis!” kata sang host yang
bernama Kak Ovi. Pertanyaan yang tak diduga tertuju pada Emily!
“Hai
Emily.. boleh mengetahui cerita hidupmu??” tanya sang host menyodorkan mic ke arah
Emily. Emily mengangguk dengan senyum manisnya.
“Inilah
ceritaku.. Aku sekarang tinggal bersama tanteku yang tinggal di Bekasi. Ibuku
meninggal setelah 2 bulan melahirkanku.. Ayah.. juga meninggal 2 tahun yang
lalu..” Emily bercerita hingga air mata menetes. Host menyela dan meminta Emily
untuk melanjutkan. Emily memulai ceritanya lagi.
“Dulu, saatku kecil aku
tinggal di perbatasan Kalimantan dan Malaysia. Aku sangatlah miskin. Ayahku
bekerja di Malaysia untuk mencukupi hidup. Dia bekerja sebagai buruh di
Malaysia dengan gaji yang tidak banyak. Asalkan itu sudah mencukupi kebutuhan hidup,
itu sudah lebih dari cukup. Suatu saat aku sangat menginginkan bass yang
dipajang di toko musik di Malaysia. Aku memohon kepada ayah. Tetapi ayah hanya
menggelengkan kepala.”
“Besok
saja ya belinya Emi.. jangan marah ya..” kata ayah menenangkanku yang masih
berumur 11.
“Iya..
tapi ayah janji sama Emi ya..” kata Emily saat kecil. Ayah mengangguk. “Karena
aku sudah tidak sabar, aku di rumah marah-marah ke ayah karena bass itu belum
dibeli. Ayah dan aku berdoa agar kudapati bass itu. Ayah juga bekerja dari pagi
hingga malam untuk memenuhi keinginanku. Ayah menabung dan tidak mengambil
jatah makan buruh agar menambah gaji. 1 tahun berlanjut.. Ulang tahunku yang
ke-12 dimulai dengan sunyi. Aku hanya menyanyi sendiri. Lagu dengan syair happy birthday to me. Ayah belum kembali
ke rumah. Padahal sudah jam 6 sore. Ayah sudah berjanji untuk pulang cepat di hari
itu. Telepon berdering.”
“Dengan
saya Emily ada apa?” tanya Emily di telepon.
“Emily
ayah kamu kecelakaan karena ditabrak truk gandeng, cepat datang!” jawab orang
itu.
“Hah?!
Ayah?? Di mana? Saya akan ke sana sekarang juga!” teriak Emily dengan perasaan
campur aduk
“Di
RS.Alline Malaysia!” jawab orang itu
“Aku
segera berlari dengan meneteskan air mata. Akhirnya aku sampai di RS.Alline
Malaysia. Aku segera ke kamar rumah sakit ayah. Jumpaku dengan ayah seperti
jumpa di laut.. laut air mataku. Ayah segera menghapus air mataku yang
menetes.”
“Emily,
jangan menangis.. ayah akan segera sembuh.. ayah sudah membelikanmu bass.” Kata
ayah yang dibalut perban.
“Maafkan
aku Yah… demi aku ayah berjuang hingga begini!!” teriak Emily.
“Emily
maaf ayah sudah tidak kuat.. semoga bass itu berguna bagimu ya… jadilah seorang
yang berguna bagi dunia dan agama ya…” kata ayah dengan kata- kata terakhirnya.
“Piippp………”
suara alat pendeteksi detak jantuk berbunyi tanda kritis.
“Aku
langsung berteriak memanggil dokter. Ayahku dibawa ke UGD dan diperiksa. 2 jam
setelah itu didapati ayahku telah pergi ke surga. Aku hanya bisa menangis.
Setelah ayahku meninggal aku tinggal bersama tanteku dan menuruti kata ayahku
supaya bisa jadi bassist yang hebat. Aku selalu berjuang mengikuti audisi
hingga aku ada di tempat ini.. Thanks Ayah..” Emily selesai bercerita. Semua
orang meneteskan air mata haru dan bertepuk tangan. Acara dilanjutkan dengan
pertanyaan dan games hingga selesai. Emily pulang ke rumahnya dengan meneteskan
air mata karena teringat ayahnya. Sungguh besar jasa Ayah Emily..
Apik tenan Len!!! Aku terharu ^_^ Pokoke Jos Gandos tenan.
ReplyDeleteThanks ^^ Hope you can visit my blog www.helenemystory.blogspot.com
Delete